Segera Audience Dengan Ayat Chayadi
Diduga Ada Rentetan Permainan Politik Antara Walikota Non Aktif Firdaus
Mawardi Kabid Kominfo Pekanbaru Dan Kasi Khairul***
MEDIATRANSNEWS, PEKANBARU - Sikap Dinas komunikasi dan Persandian (Dskominfo) Kota Pekanbaru yang disinyalir tidak transparan dalam kerjasama publikasi media untuk tahap kedua, beberapa CEO Media segera Audience dengan Plt. Walikota. Hal itu dilihat dari respon Plt Walikota Ayat Chayadi yang disampaikan melalui pesan ke group WhatsApp (WA) CEO Media, Sabtu (10/3).
Respon yang diberikan Plt Walikota Pekanbaru ini, atas jawaban surat yang disampaikan 12 orang CEO Media. Dimana sebelumnya beberapa CEO Media seperti Tabloid Bidik, Faktapost.com, Tribun satu.com, Riau Bangkit.com, Bidikonline.com Riau Sidik.com, Mimbarkita.com, Borgolnew.com, Mediatransnews.com, Realita.com, melakukan pertemuan , dengan Mawardi, Kabid Kominfo Pekanbaru, diruang kerja kepala seksi, Chairul, Kamis (8/3/2018).
Kabid Kominfo Pekanbaru, Mawardi kepada wartawan menyampaikan untuk saat ini jumlah media online di Pekanbaru sebanyak 187 media, sementara jumlah anggaran untuk mediaonline untuk setiap judul sebesar Rp 2.500.000,- jadi kita dapat bayangkan untuk sekali tayang berapa anggaran yang harus dikeluarkan, jelas Mawardi.
Lanjutnya kabid untuk anggaran di Kominfo Pekanbaru sebanyak 22 miliar untuk 4 program. Tahun ini untuk media cetak anggaran sebesar Rp 2.4 Miliar, media onlinesebanyak 187 media hanya Rp 1 miliar dan dana selebihnya untuk media Televi dan radio, Untuk mengantisipasai hal tersebut maka kita lakukan penerbitan secara serentak untuk penayangan.
Ketika disinggung dalam tahap kedua penayangan advertorial pada bulan Februari hanya bisa di akomodir memilih 15 media saja, sementara media yang lainnya tidak bisa dilayani karana keterbatasan dan Mawardi berkilah itu atas kehendak satker yang bersangkutan kami hanya menyetujui saja bukan kehendak kami jawab Mawardi.
Untuk jumlah nama media cetak electonik dan online dapat diambil kepada staf saya Chairul, katanya Mawardin. Anehnya, setelah wartawan meminta jumlah media online yang 187 tersebut, Chairul tidak memberi dengan alasan bahwa stafnnya sudah pindah.
Menurut perwakilan CEO portal riausidik.com, Amponiman menduga kuat, apa yang dilakukan Kominfo dalam publikasi media yang tidak transparan dan memilah milah media yang diingikan satker suatu tindakan yang tidak mendasar, pihaknya mensinyalir ada rentetan permainan Politik antara Walikota non aktif Firdaus yang kini sedang berjuang maju di Pilgubri 2018 diusung oleh Partai Demokrat dan PPP, sementara Plt Walikota Ayat Cahyadi yang merupakan kades PKS sudah jelas tidak mendukung Firdaus pada perhelatan Pilgubri 2018, karena PKS mengusung calon lain.
Caba bayangkan, begitu jabatan walikota di jabat Ayat sebagai Plt, aturan diskominfo langsung berubah drastis dari yang sebelumnya.
Kalau begini persoalannya kasihan Pak Firdaus yang selama ini sudah begitu terbuka kepada wartawan disetiap rangkaian kegiatan pemerintah kota Pekanbaru, ini jelas ada unsur politiknya, jelas Poniman. (Team) ***
Respon yang diberikan Plt Walikota Pekanbaru ini, atas jawaban surat yang disampaikan 12 orang CEO Media. Dimana sebelumnya beberapa CEO Media seperti Tabloid Bidik, Faktapost.com, Tribun satu.com, Riau Bangkit.com, Bidikonline.com Riau Sidik.com, Mimbarkita.com, Borgolnew.com, Mediatransnews.com, Realita.com, melakukan pertemuan , dengan Mawardi, Kabid Kominfo Pekanbaru, diruang kerja kepala seksi, Chairul, Kamis (8/3/2018).
Kabid Kominfo Pekanbaru, Mawardi kepada wartawan menyampaikan untuk saat ini jumlah media online di Pekanbaru sebanyak 187 media, sementara jumlah anggaran untuk mediaonline untuk setiap judul sebesar Rp 2.500.000,- jadi kita dapat bayangkan untuk sekali tayang berapa anggaran yang harus dikeluarkan, jelas Mawardi.
Lanjutnya kabid untuk anggaran di Kominfo Pekanbaru sebanyak 22 miliar untuk 4 program. Tahun ini untuk media cetak anggaran sebesar Rp 2.4 Miliar, media onlinesebanyak 187 media hanya Rp 1 miliar dan dana selebihnya untuk media Televi dan radio, Untuk mengantisipasai hal tersebut maka kita lakukan penerbitan secara serentak untuk penayangan.
Ketika disinggung dalam tahap kedua penayangan advertorial pada bulan Februari hanya bisa di akomodir memilih 15 media saja, sementara media yang lainnya tidak bisa dilayani karana keterbatasan dan Mawardi berkilah itu atas kehendak satker yang bersangkutan kami hanya menyetujui saja bukan kehendak kami jawab Mawardi.
Untuk jumlah nama media cetak electonik dan online dapat diambil kepada staf saya Chairul, katanya Mawardin. Anehnya, setelah wartawan meminta jumlah media online yang 187 tersebut, Chairul tidak memberi dengan alasan bahwa stafnnya sudah pindah.
Menurut perwakilan CEO portal riausidik.com, Amponiman menduga kuat, apa yang dilakukan Kominfo dalam publikasi media yang tidak transparan dan memilah milah media yang diingikan satker suatu tindakan yang tidak mendasar, pihaknya mensinyalir ada rentetan permainan Politik antara Walikota non aktif Firdaus yang kini sedang berjuang maju di Pilgubri 2018 diusung oleh Partai Demokrat dan PPP, sementara Plt Walikota Ayat Cahyadi yang merupakan kades PKS sudah jelas tidak mendukung Firdaus pada perhelatan Pilgubri 2018, karena PKS mengusung calon lain.
Caba bayangkan, begitu jabatan walikota di jabat Ayat sebagai Plt, aturan diskominfo langsung berubah drastis dari yang sebelumnya.
Kalau begini persoalannya kasihan Pak Firdaus yang selama ini sudah begitu terbuka kepada wartawan disetiap rangkaian kegiatan pemerintah kota Pekanbaru, ini jelas ada unsur politiknya, jelas Poniman. (Team) ***
TERKAIT
Tulis Komentar