Miliar Dana APBD Riau Tahun 2017 Untuk Pembangunan RLH

Tosa, Teganya Aparat Desa Menindas Hak Orang Miskin

Ramah Layak Huni  dan Ketua OMS Tri Wahono(bdk)***
MEDIATRANSNEWS, KAMPAR - Berdalih tidak memiliki lahan, puluhan miliar dana APBD Riau tahun 2017 untuk pembangunan rumah layak Huni (RLH) disinyalir tidak tepat sasaran. Ironisnya, RLH  jatuh ketangan perangkat desa dan orang berduit.

Misalnya pembambagian Rumah Layak Huni (RLH)  di desa Tanjung Sawit Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar  mendapat jatah RLH sebanyak 15 unit yang dianggarkan dari APBD Riau tahun 2017. Namun sangat disayangkan, penyaluran RLH tidak tepat sasaran, disinyalir jatuh ketangan aparat desa atau orang berduit dan bahkan diobral seharga Rp 5 juta rupia per unit.

Seperti yang disampaikan  Ketua RT 09 Tosa Bangun  ketika ditemui Bidik, dikediamannya, plamboyan kilo  8 Kecamatan Tapung, Sabtu (9/9/2017) .Menurut Tosa , sangat merasa prihatin melihat kondisi ahlak oknum kepala desa dan prangkatnya yang tega menindas hak orang miskin demi kepentingan pribadi masing-masing .

Seperti yang dialami Sutrisno, saat ia dan rekan-rekan nya berjuang demi warga nya yang kondisi fisik nya cacat permanen, belum lagi untuk biaya hidup saja keluarga tersebut sangat sulit sama sekali tidak tersentuh oknum kepala desa dan perangkatnya untuk memberikan jatah RLH.

Sementara beliau (Sutrisno-red) yang hidupnya menumpang dirumah orang sudah melengkapi semua persyaratan untuk mendapat RLH. Namun kenyataannya jelas ketua Rt.09 sejak tahun 1993 ini , tidak habis pikir bagaimana beliau (sutrisno-red) tidak dapat,  justru sebaliknya orang yang mampu, dan tidak tercatat yang dapat, jelas Tosa
 
Seperti hasil penelusuran yang dilakukan Tosa bersama timnya ketika menemui kaur pembangunan Tri Wahono untuk meminta daftar penerima RLH tahun 2017,  ternyata ada daftar penerima RLH yang tidak tercatat, namum menerima RLH. Seperti  Narti ataupun Julhawadi tidak terdaftar dalam penerima RLH, namun kenyataan dilapangan mereka yang dapat. Permainan  petak umpet antara Narti dan perangkat desa  melolos  jatah RLH.

Sutrisno, kepada Bidik menyampaikan beliau pernah didatangi Tri Wahono selaku petugas kaur pembangunan dan Mino anggota BPD tiga minggu lalu minta uang Rp 5 juta untuk mendapat RLH Gimana saya mau kasih pak…pak, mboh…makan saja syukur disini aja kami tinggal numpang karna kasihan melihat kondisi kehidupan kami, papar Sutrisno.

Ketika disinggung Bidik masalah persyaratan penerima RLH,   Sutrisno dengan tegas menjawab, semua persyaratan sudah dilengkapi dan menenurut bapak-bapak itu pada saat itu sudah lengkap tinggal tunggu aja, yah….mungkin belum nasib saya jelas ayah dari dua orang anak itu.

Namum apa disampaikan Sutrisno dibantah keras kaur pembangunan, Tri Wahono. Itu tidak benar sama sekali pak, kami tidak pernah minta duit msalahnya beliau tidak punya tanah sementara yang berhak mendapat bantuan warga yang punya tanah dan pemerintah yang bangun rumahnya, jelas Tri.

Untuk pembangian RLH,  menurut Tri kabarnya Bupati Kampar pernah menyarankan agar yang menerima RLH diutamakan prangkat-prangkat desa yang tidak punya rumah alasannya supaya  mereka giat bekerja.

Sebagai Kaur pembangunan, memang saya melihat penerima bantuan 15 unit RLH tidak layak untuk mereka karna masih ada yang lebih layak menerimanya, namun sudah saya juga selaku ketua OMS sudah mengajukan untuk perubahan orang-orang yang selayaknya menerima namun tidak ditanggapi oleh pihak Perkim Riau 

Lanjutnya, Gara gara ulah orang miskin Sutrisno itu kini saya ditimpa masaalah, didatangin oleh wartawan dan LSM, sampai sampai tidak bias tidur memikirkan permasaalahan RLH, nanti saya usir Sutrisno dari rumah yang ditempatinya itu karna itu rumah saya, jawabnya kesal.

Menurut sumber Bidik dilapangan, warga yang mendapat jatah RLH  adalah warga yang memiliki penghasilan mencukup dan bahkan ada warga yang menerima RLH yang masih mempunyai hubungan dengan perangkat desa. Tak heran jika penerima RLH di di desa Tanjung Sawit Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, masyarakat yang mempunyai penghasilan cukup dan mampu membayar Rp 5 juta rupian dan kolega dari aparat desa.

Sementara Kepala desa, Subiyanto berulang kali ditemui di tanjung sawit tidak berhasil,  menurut khabarnya yang beredar Subiyanto lagi di Jawa untuk mempersiapkan masa pensiunnya
Berikut nama – nama penerima RLH tahun 2017 di  RLH di di desa Tanjung Sawit Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, mayoritas pemangku aparat Desa dan perangkat Desa :

1.    Sukarno di flamboyan 9
2.    Bambang di flamboyan 8, yang diberikan Kulim (komandan linmas)
3.    Suherman/Kadus desa , flamboyant 8 pasar
4.    Juhri Wafia ( pengurus masjid) flamboyan 8
5.    Sahrual, flamboyant 8
6.    Gunawan, flamboyant 12
7.    Tawar Minaarno (kadus 4) flamboyant 12
8.    Mito Riadin kaur desa, flamboyan 12
9.    Wardi, kaur desa flamboyan 11
10.    Ukuf, anak anggota BPD, flamboyant
11.    Rances  kaur desa, flamboyan 5
12.    Rikki, keponakan Mino anggota BPD , flamboyan 5
13.    Parman, flamboyant 12
14.    Maksum, flamboyant 2
15.    Heri, flamboyant 2

Perkim melalui kepala Bidang Armansyah membantah adanya laporan yang disampaikan ketua OMS Tri Wahono, “ tidak ada ketua OMS menyampaikan laporan penerimaan RLH di Desa Tanjung Sawit” . Kalau penerima RLH tidak sesuai sebagaimana perencanaannya segera kita coret ,  dalam waktu dekat kami segera turun lapangan tegas Armansyah kepada Bidik. (Bdk/Mtn)***
TERKAIT